MEMPERINGATI HARI IBU

         Memperingati hari ibu merupakan agenda RA Masyithoh I yang tidak pernah terlewati karena dengan moment seperti ini akan membuat kedekatan ibu dan anak. 

        Ibu bisa memberikan pesan moral kepada putra putri dengan bisikan mesra serta ciuman dan pelukan erat, ada beberapa anak yang merespon dengan ikut terhanyut dengan lantunan lagu yang kami kumandangkan. 

        Harapan kami dengan kegiatan ini anak anak bisa mengenang moment kegiatan hari ibu serta ibu bisa memberikan perhatian lebih terutama pada anak anak di usia RA yang membutuhkan perhatian lebih terhadap tumbuh kembang anak. 

        Penetapan Hari Ibu 22 Desember ini ditetapkan pada Kongres Wanita ke-3 yang diadakan di Bandung pada tanggal 22 Desember 1938. Adapun tujuan penetapan tanggal ini agar menjaga semangat kebangkitan wanita Indonesia secara terorganisasi dan bergerak sejajar dengan kaum pria. Karena mengingat pentingnya Hari Ibu, maka Presiden Soekarno menetapkan Hari Ibu sebagai Hari Nasional.

 Hal ini tentu mengingatkan kita juga mengenai sejarah tentang sosok Raden Ajeng Kartini. R.A. Kartini berjuang demi nasib kaum wanita yang terjajah, dengan kata lain seorang wanita memiliki tanggung jawab untuk mengurus anak dan mengatur rumah tangga saja. Dan inilah yang membuat harkat dan martabat wanita terinjak-injak sebagai manusia.

      Namun karena perjuangannya yang begitu gigih demi merubah status sosial kaum wanita, maka R.A. Kartini memiliki semboyan, "Kita harus membuat sejarah, kita mesti menentukan masa depan kita yang sesuai dengan keperluan serta kebutuhan kita sebagai kaum wanita dan harus mendapat pendidikan yang cukup seperti halnya kaum laki-laki". Dan oleh karena perjuangannya, maka R.A. Kartini pun secara bertahap menambah kehidupan yang layak bagi seorang kaum wanita, serta dapat meningkatkan kecerdasan untuk bangsa Indonesia khususnya kaum wanita.

      Dan hingga kini, perjuangan R.A. Kartini pun selalu dikenang karena keberhasilannya memperjuangkan hak wanita serta mengangkat derajat wanita dari tempat gelap ke tempat yang terang benderang. Dan sesuai dengan karya tulis yang yang terkenal, yang berjudul "Habis Gelap Terbitlah Terang".

      Begitu juga dengan sosok seorang ibu. Perjuangan seorang Ibu dapat kita lihat melalui perjuangannya saat ia mengandung sembilan bulan lamanya, mempertaruhkan nyawanya antara hidup dan mati. Dan setelah Ibu melahirkan kita, dengan kasih sayangnya yang begitu besar terhadap anaknya ia tetap mengurus dan membesarkan anak-anaknya selama 24 jam dan tidak mengenal waktu baik siang maupun malam tanpa lelah, pamrih dan mengeluh.

      Kasih sayang yang begitu besar dari seorang Ibu akan selalu ada di dalam doanya setiap menit, setiap hari, bahkan sepanjang masa. Dan bukan hanya di hari-hari tertentu saja Ibu mendoakan untuk anak-anaknya.

      Seorang Ibu merupakan sosok pahlawan tanpa tanda jasa dan tanpa pamrih. Seluruh tenaga dan pikirannya hanya dicurahkan bagi keluarganya, baik mengurus suami dan anak-anaknya hingga mengerjakan seluruh pekerjaan rumah. Inilah mengapa terdapat sebuah ungkapan peribahasa "Surga berada di telapak kaki Ibu". Karena perhatiannya yang begitu besar terhadap keluarganya, sehingga ia rela mengorbankan seluruh tenaga dan waktunya hanya demi membahagiakan keluarganya.

      Seorang Ibu memiliki rasa sabar, pengertian, dan pemaaf yang begitu besar terhadap anak-anaknya tanpa syarat. Semua kebutuhan dan keperluan anak-anak dan suaminya selalu disiapkannya tanpa harus diminta. Ibu memang seorang wanita yang tangguh dengan segala tenaga yang dimilikinya, Ibu mampu mengurus semuanya dari mulai membesarkan anak-anaknya, mengurus suami, mengerjakan pekerjaan rumah, mengatur urusan rumah tangga, hingga memasak setiap hari untuk keluarganya. Dan semua itu dilakukannya dengan hati yang tulus dan kasih sayang yang begitu besar.

      Lalu bagaimana dengan Anda, apakah Anda sudah mencintai dan menyayangi Ibu Anda dengan setulus hati? Sudahkah Anda memberikan kado terindah untuk Ibu Anda? Sudahkah kita memberikan sedikit waktu untuknya? Seorang Ibu tidak mengharapkan apapun, baik kado yang indah atau mahal sekalipun. Hanya dengan melihat kebahagiaan, kesehatan dan kesuksesan bagi keluarganya itu sudah merupakan kado terbesar bagi sang Ibu.

      Mungkin hal ini bisa menjadi bahan renungan untuk kita semua, kapan terkahir kali kita menelpon Ibu? Kapan terakhir kita mengundang Ibu untuk makan siang atau makan malam? Kapan terakhir kali kita mengajak Ibu jalan-jalan? Dan kapan terakhir kali kita berdoa untuk sang Ibu?

Selamat Hari Ibu bagi seluruh Ibu di dunia.












RA Masyithoh 1

RA Masyithoh 1 merupakan lembaga pendidikan usia kanak-kanak, terletak di Kota Probolinggo.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar